Kadang kita merasa bersalah telah mengambil beberapa keputusan yang menurut kita baik. Perasaan itu muncul diantaranya karena pendapat orang-orang, baik teman-teman terdekat ataupun orang-orang lain yang mengenal kita. Entahlah.. kalo hidup bergantung pada bagaimana pendapat orang tentang kita maka kita tidak akan menemukan kemandirian dan kemantapan dalam hidup. Memang bukan berarti kita menafikan seluruh pendapat orang yang memberikan masukan pada kita, tapi kita pun harus bisa menghargai keputusan yang telah kita buat. Setiap orang punya pemikiran yang mungkin hanya dirinya sendiri yang mengerti.. dari sinilah kita harus dapat menghargai keputusan yang diambil oleh seseorang mengenai hidupnya.
Menjadi diri sendiri merupakan hal yang tidak mudah, pertama kita harus mengenal siapa dan bagaimana diri kita dan untuk apa kita hidup. Kadang seseorang tidak dapat mengenali dirinya, apalagi berfikir tentang tujuan hidupnya. Hal inilah yang menyebabkan seseorang selalu gamang dalam mengambil keputusan, terutama keputusan yang berakibat besar dalam kehidupannya kemudian.
Menjadi diri sendiri bukanlah berarti tidak mempertimbangkan masukan dari lingkungannya. Lingkungan sangat berperan dalam membentuk karakter diri. Dan karena kita hidup dalam sebuah komunitas kehidupan (lingkungan), maka kita pun harus belajar dan berinteraksi dengannya. Dalam proses interaksi itu tentunya terjadi proses input-output, permasalahannya adalah kita memerlukan sebuah ’filter’ yang menjadikan kita terjaga dari input2 yang menyimpang dan juga menjaga agar kita tidak menyampaikan output yang tidak sesuai.
Menjadi diri sendiri dapat terasa mudah apabila kita sadar bagaimana jati diri seorang muslim sejati. Pertanyaannya, bagaimanakan jati diri seorang muslim sejati?
Silakan baca bukunya =D